Ekosistem Hutan
Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem
adalah sangat tepat, mengingat hutan itu dibentuk atau disusun oleh banyak
komponen yang masing-masing komponen tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa
dipisah-pisahkan, bahkan saling memengaruhi dan saling bergantung. Berkaitan
dengan hal tersebut, perlu diperhatikan beberapa definisi tentang hutan sebagai
berikut.
1. Hutan
adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 Tahun 1999).
2. Hutan
adalah lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara keseluruhan merupakan
persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau ekosistem (Kadri
dkk., 1992).
3. Hutan
adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh
pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar
hutan (Soerianegara dan Indrawan, 1982).
4. Hutan
adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang hidup dalam lapisan dan di
permukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang berada dalam keseimbangan dinamis (Arief, 1994).
Ada 7 fungsi hutan yang sangat
membantu kebutuhan dasar “basic needs” kehidupan manusia, yaitu:
1. Hidrologis, hutan merupakan gudang
penyimpan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun embun yang pada khirnya
akan mengalirkannya ke sungai-sungai melalui mata air-mata air yang berada di
hutan. Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dan diimpan
di dalam tanah dan tidak terbuang percuma.
2. Melihat topografi Minahasa,
bergunung-gunung dan terjal, sehingga banyak lahan-lahan kritis yang mudah
tererosi apabila datang hujan. Keberadaan hutan sangat berperan melindungi
tanah dari erosi dan longsor.
3. Hutan pula merupakan tempat
memasaknya makanan bagi tanaman-tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi daur
unsur haranya (nutrien, makanan bagi tanaman) dan melalui aliran permukaan
tanahnya, dapat mengalirkan makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kita
tak punya lagi dapur alami bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi
tanaman-tanaman air yaang ada di sungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.
4. Fungsi penting hutan lainnya adalah
sebagai pengatur iklim, melalui kumpulan pohon-pohonnya dapat memproduksi
Oksigen (O2) yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi
penyerap carbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi
paru-paru wilayah setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di
daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan,
dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah.
5. Hutan memiliki jenis kekayaan dari
berbagai flora dan fauna sehingga fungsi hutan yang penting lagi adalah sebagai
area yang memproduksi embrio-embrio flora dan fauna yang bakal menembah
keanegaragaman hayati. Dengan salah satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan
kondisi ketahanan ekosistem di satu wilayah.
6. Hutan mampu memberikan sumbangan
hail alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang industri,
selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan lain seperti damar, kopal,
terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat.
Hutan mempunyai hubungan timbal
balik dengan substrat dan biota regional yang kemudian membentuk unit-unit
komunitas yang luas (bioma) yang mudah dikenali. Banyak tipe bioma yang
diketahui di dunia antara lain ;
Bioma gurun dan setengah gurun
banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
1.
Curah
hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
2.
Kecepatan
penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3.
Kelembaban
udara sangat rendah
4.
Perbedaan
suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam
dapat turun sampai 0 C)
5.
Tanah
sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:
a) Flora : Tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
b) Fauna : Hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya kadal,
ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari
yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis
sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia
Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun,
di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah
turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur
tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga
tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
a) Flora : tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena
mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia
Selatan, puzta di Hongaria, prairi
di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
b) Fauna : bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan
jerapah di Afrika, domba dan kanguru di Australia. Karnivora:
singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Bioma sabana adalah padang rumput dengan
diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang
menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana
campuran.
a. Sabana murni : bila
pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
atas satu jenis tumbuhan saja.
b. Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran
berjenis-jenis pohon.
Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang
paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah,
sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di
Afrika.
Ciri-ciri:
1. Curah hajannya tinggi, merata
sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
3. Dari bulan satu ke bulan yang lain
perubahan suhunya relatif kecil.
4. Di bawah kanopi atau tudung pohon,
gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam
hari.
Lingkungan biotik:
a. Flora: pada bioma hutan tropis
terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana
dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
b.
Fauna:
di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
Di daerah
tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri tumbuhan
yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk
tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan
keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya
saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan
yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim
dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak
ditemukan rusa, babi hutan, harimau
Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan
yang terletak
pada
ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena
vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di
permakean tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon
berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan
hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir
selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan
timbulnya embun terus-menerus.
Ciri khas bioma
hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika
Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan merata sepanjang tahun,
75 - 100 cm/tahun.
2. Mempunyai 4 musim: musim panas,
musim dingin, musim gugur dan
musim semi.
musim semi.
3. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih
rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi
ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih
dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen
yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan
sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar
matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan
air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu
disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak
melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi
(tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika
dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska,
Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
1. Perbedaan antara suhu musim panas
dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin
suhu sangat rendah.
2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada
musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
3. Flora khasnya adalah pohon berdaun
jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus).
Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam,
dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan
homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan
suhu sangat rendah.
4. Fauna yang terdapat di daerah ini
adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah
tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia
kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga
iklimnya adalah iklim kutub. Istilah “tundra” berarti dataran tanpa pohon,
vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah
rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri:
a. Mendapat sedikit energi radiasi
matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan
suasana gelap.
b. Musim panas berlangsung selama 3
bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
c. Fauna khas Bioma Tundra adalah "Muskoxem"
(bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
Hutan bakau/mangrove banyak
ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik.
Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama
lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia)
dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
a. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
b. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
c. Saat air pasang, lingkungannya
banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan
tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air,
keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan
dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan
kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang
terlalu besar.
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah,
tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari
udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang
naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang
dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi
biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat
membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon
induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di
dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada
gerakan pasang dan surut.
Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai
timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian,
di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan
dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy. Jenis-jenis hewan yang
dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan
hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas
pohon-pohon bakau
Ekosistem daratan yang terdapat di
Indonesia antara lain:
1. Hutan hujan
2. Hutan musim
3. Savana
4. Padang rumput
5. Hutan mangrove
Hutan Tropis
Secara
geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik
rasi bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang
Utara dan 23°27’ Lintang Selatan. Meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia
Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan
Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut
Koeppen (1930) daerah tropis adalah wilayah yang terletak di antara garis
isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 %
dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah
tropis.
Hutan hujan
tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi
banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada
daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C
dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata
kelembapan udara 80 %.
Tipe
ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan
B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa
tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang
memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang
baik, dan terletak jauh dari pantai.
Tegakan hutan hujan tropis
didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan
dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon
yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang
ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia
mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies.
Hutan alam tropis yang masih utuh
mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan
mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling
kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat
lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan
penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung
sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping
itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies
rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies
umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
A.
Ciri-ciri Hutan Tropis
Hutan tropis memilki ciri khas tersendiri yaitu :
1. Memilki
intensitas hujan lebih tinggi dibanding jenis hutan lainnya.
2. Mendapatkan
cahaya setiap saat.
3. Memilki
kelembapan yang tinggi.
4. Biasanya
terdiri dari pepohonan tinggi.
5. Terdapat
lapisan lebatnya pepohonan.
6. Terdapat dua
lapisan, lapisan atas sebagai penerima cahaya dan lapisan bawah sebagai tempat
yang gelap dan lembab.
7. Memilki
hamparan dedaunan hijau yang busuk.
B. Manfaat Hutan Tropis
1. Pengatur
tata air
Peristiwa berubahnya
air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah disebut penguapan atau
evaporasi. Dan penguapan dari tanaman disebut evapotranspirasi. Kecepatan
penguapan air melalui permukaan tanah gundul relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan melalui tanah yang tidak gundul. Serasah yang terdapat dibawah pohon
memudahkan air masuk ke dalam tanah (mencegah banjir), jadi dalam hal ini hutan
memperbesar daya penyimpanan air tanah.
2.
Penyerapan karbondioksida (CO2).
Karbondioksida yang terdapat di udara dengan proses fotosintesis digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan sehingga hutan dikatakan paru-paru dunia. Dan sangat berperan penting dalam obat masalah pemanasan global.
Karbondioksida yang terdapat di udara dengan proses fotosintesis digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan sehingga hutan dikatakan paru-paru dunia. Dan sangat berperan penting dalam obat masalah pemanasan global.
3.
Pelestarian beraneka ragam flora dan fauna
Dihutan tropis terdapat banyak macam flora dan fauna, termasuk juga jenis yang terbilang langka di dunia. Maka dari itu manfaat hutan tropis sendiri sangat berpengaruh dalam pelestarian keanekaragam hayati tersebut.
Dihutan tropis terdapat banyak macam flora dan fauna, termasuk juga jenis yang terbilang langka di dunia. Maka dari itu manfaat hutan tropis sendiri sangat berpengaruh dalam pelestarian keanekaragam hayati tersebut.
4.
Tempat rekreasi
5.
Dalam skala global mempunyai peran
penting sebagai bahan studi ilmu pengetahuan dan sebagai sarana pendidikan.
C.
Solusi
penyelestarian Hutan
a.
Pendidikan masyarakat
Di negara-negara hutan
hujan termasuk Indonesia, penduduk lokal kadang kala tidak mengerti apa
pentingnya hutan hujan. Dengan program pendidikan, mereka dapat belajar bahwa
hutan memberikan sumber kunci (seperti air bersih) dan adalah rumah bagi hewan
dan tumbuhan yang tak akan ditemukan di bagian lain manapun di dunia. Di
Soroako misalnya, ketika anak-anak tahu beberapa spesies ikan di Danau Matano
bersifat endemik dan tidak ditemukan di dunia manapun mereka tampak senang.
b.
Rehabilitasi Hutan Hujan
c.
Hidup dengan tidak merusak Lingkungan
d.
Taman Perlindungan
Cara
efektif untuk melindungi hutan hujan adalah melibatkan penduduk asli di
manajemen taman. Para penduduk asli ini lebih tahu mengenai hutan dibandingkan
dengan siapapun dan memiliki ketertarikan untuk menjaganya dengan aman sebagai
ekosistem yang telah memberinya makanan, tempat berlindung, dan air bersih.
Taman-taman ini juga dapat membantu perekonomian di negara-negara hutan hujan
dengan cara ekoturism.